|
Nama : Elan Jaelani Sidiq, S.Pd.I
Utusan :
MUI Kec. Tajur Halang
Kelompok :
3 (Tiga)
Mata Kuliah :
Refleksi ke-2
Dosen :
-
Jenis Tugas :
Refleksi
Tanggal Materi : 29 Juli 2017

Refleksi
ke-3
Pentingnya
Belajar dan Mengajarkan Ilmu
Pendidikan
merukan suatu hal yang sangat menarik untuk dipelajari, dikaji, dan diteliti.
Cakupan pendidikan yang begitu luas, dan menyeluruh meliputi pendidikan
Jasmani, akal, dan rohani sangat terintegrasi dengan berbagai macam dimensi
kehidupan manusia. Sebab melalui pendidikan akan mendapatkan berbagai macam
ilmu pengetahuan. Ilmu bagaikan pelita ditengah-tengah kegelapan, ilmu bagaikan
petunjuk disaat perjalanan, ilmu bagaikan air sejuk yang menyegarkan, ilmu
bagaikan penuntut dalam kehidupan, bahkan ilmu merupakan pemimpin dari apa yang
kita kerjakan. Wajar apabila ada salah satu pendapat mengatakan “Dengan agama
hidup terarah, dengan ilmu hidup jadi mudah, tanpa agama hidup kesasar, tanpa
ilmu hidup sukar”.
Dari ungkapan diatas tersirat bahwa
setiap manusia mendapat kewajiban untuk senantiasa belajar, belajar, dan terus
belajar. Belajar bukan hanya waktu satu, dua, atau tiga hari, bukan hanya
bilangan bulan ataupun tahun. Akan tetapi, kewajiban belajar adalah sepanjang
hayat, selama hayat masih di badan, selama nadi masih berdenyut maka pada saat
itu kita harus tetap belajar. Hal ini sesuai dengan pesan salah satu Hadits
baginda Nabi Muhammad SAW: Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap
Muslim, mulai dari buaian sampai masuk liang lahat”. Atau dengan istilah
populer sekarang disebut Life long Learning.
Estafeta belajar harus senantiasa
berkesinambungan dan berkelanjutan sebagai contoh: Rasulullah SAW mengajarkan
para sahabat, para sahabat mengajarkan para Tabi’in, para Tabi’in mengajarkan
Itba’ut tabi’in terus sampai kepada kita sekarang. Begitupun dengan kita
sebagai guru mempunyai kewajiban untuk meneuskan estafeta ilmu tersebut dengan
cara mengajarkan ilmu kepada para siswa. Perlu dipahami lebih dalam bahwa
mengajar bukan sekedar transfer ilmu, akan tetapi jauh dari hal tersebut
mengajar juga mendidik, menanamkan nilai, sikap, dan keterampilan.
Oleh karena itu, dalam dunia
pendidikan pemerintah sebagai pengelola pendidikan memberikan arahan terkait
tujuan pendidikan. Adapun tujuan pendidikan yang ditawarkan pemerintah adalah: mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indoensia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan.
Sejalan
dengan perkembangan zaman yang dibarengi dengan kemajuan dunia Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) sumber belajar semakin luas dan banyak untuk
dijadikan sumber belajar. Kalaulah diibaratkan sebagai teko yang setiap saat
bisa mengeluarkan air yang disajikankan pada sebuah gelas, maka teko itu akan
mengeluarkan air sesuai dengan air yang terkandung didalamnya, namun perlu digaris
bawahi teko tidak akan selamanya mengeluarkan air suatu saat akan mengering dan
tidak lagi dapat mengeluarkan air apabila teko tesebut tidak lagi diisi air.
Teko hanya mengeluarkan air apabila sebelumnya diisi terlebih dahulu.
Kurang lebih, cerita teko
diatas adalah gambaran seorang guru, setiap saat dan setiap waktu seorang guru
akan senantiasa mengajar dan memberikan berbagai macam ilmu kepada siswa dan
siswinya. Apabila teko ingin terus mengeluarkan air yang dituangkan maka harus
diisi air terlebih dahulu didalamnya, maka seorang gurupun harus mengisi ilmu
dan berbagai macam informasi terlebih dahulu, agar pada saat mengajar dikelas
seorang guru benar-benar siap untuk mengajar, sehingga seorang guru akan
memiliki lompatan yang sangat bagus dari masa ke masa, dari waktu kewaktu.
Mengapa demikian? Bukankah seorang guru yang mengajar adalah bagian dari
mengulang kegiatan yang pernah dilakukan ditahun-tahun sebelumnya?. Memang ada
benarnya materi yang disampaikan adalah bagiatan dari kegiatan yang pernah
dilakukan dimasa-masa sebelumnya. Namun, perlu diingat bahwa setiap tahun siswa
yang kita hadapi itu berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, berbeda siswa juga
berbeda waktu. Oleh karena itu, kita harus sentiasa belajar kembali. Aku
Bisa Mengajar, Karena Aku Belajar”. Sehingga dengan demiakian setiap
saat setiap waktu kita akan senantiasa membuat berbagai macam perubahan dan
inovasi dalam mengajar, dengan demikian terwujudlah apa yang disebut dengan
PAIKEM (Pembelajaran aktif, Inovatif, Kereatif, Menyenangkan) ada juga yang
menambahkan dengan kata GEMBROT (GEMbira dan BeRboBOT). Dengan pembelajaran
inilah akan terwujud simbiosis mutualisme pendidikan antara siswa dan guru.
Siswa akan senang dan menikmati proses belajar dan guru akan mengajar dengan
penuh semanagat yang senantiasa memberikan motivasi dan inspirasi kepada
siswa-siswinya.
Marilah kita sama-sama
untuk senantiasa belajar, karena belajar bukan hanya untuk siswa tapi gurupun
perlu belajar, belajar bukanlah untuk hari ini tapi belajar juga untuk masa
depan, belajar bukan hanya untuk ulangan dan ujian semata lebih dari itu
belajar adalah bekal untuk hidup masa sekarang, masa depan, dunia, dan akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar