إن الْعُلُمَاءُ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ، إِنَّ اْلأَنْبِياَءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْناَرًا وَلاَ دِرْهَماً إِنَّمَا وَرَّثُوْا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ “Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu maka barangsiapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.” (Hadits ini diriwayatkan Al-Imam At-Tirmidzi di dalam Sunan beliau no. 2681
KALENDER HIJRIAH
Sabtu, 15 Juli 2017
Jumat, 14 Juli 2017
Resume Jilid I (Pembukaan PKU XI)
Tgl penyerahan resume : 15 Juli 2017
Nama
:
Azza Muhammad Nisfi
Utusan
: MUI
Cibinong
Mata
Kuliah : Orasi Ilmiah (Peran Ulama Dalam Menjaga Keutuhan NKRI)
Pembicara
: H. Lukman Hakim Saifuddin
Jenis
Tugas : Resume
Tgl Materi :
13 Juni 2017
“PERAN ULAMA DALAM MENJAGA KEUTUHAN
NKRI”
Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim
Saifuddin mengatakan bahwasanya ulama pada saat ini tantangannya berbeda dengan
yang sudah terdahulu. Dan islam membutuhkan ulama yang berkembang dizamannya.
Salah satu fenomenanya kita sudah menjad umat digital pengaruh dari smartphone.
Dalam orasinya pun beliau menyampaikan bahwa Pancasila
merupakan rumusan unttuk mewujudkan nilai agama dalam berbangsa dan bernegara. Sehingga
tidak dapat dirumuskan bahwasanya Pancasila tidak sejalan dengan agama dan
merupakan sesuatu yang tidak wajar
apabila ada pertentangan Pancasila dengan agama.
Keragaman hakikat Indonesia adalah sunnatullah.
Keragaman adalah anugerah dari Allah subhaanallahu wata`aala. “Andaikan fiqh
dan mazhab hanya 1 sumber saja akan sulit untuk menerapkannya melihat dari
kondisi dan situasi disetiap tempatnya”, ujar beliau dalam pidatonya digedung
serbaguna pemkab Bogor.
Yang dibutuhkan adalah filterisasi dalam bermasyarakat
serta beragama
1.
Kearifan adalah kata
kunci untuk menyikapi perbedaan dan hanya dimiliki oleh para Alim ulama.
2.
Membedakan dakwah
dan amar ma`ruf nahi munkar, dakwah mengajak yang diluar agar masuk islam,
sedangkan amar ma`ruf terhadap orang yang diluar islam.
Beliaupun mengajak kepada para ulama untuk bersama
sama menjaga kondusivitas Negara Indonesia agar tidak mudah diprovokasi dan adu
domba oleh oknum yang tidak bertanggungjawab yang tidak senang dengan umat
islam.
Tgl penyerahan resume : 15 Juli 2017
Nama
:
Azza Muhammad Nisfi
Utusan
: MUI
Cibinong
Mata
Kuliah : Pembukaan
PKU XI 2017
Pembicara
: Hj. Nurhayanti, S.H. M.M. M.Si
Jenis
Tugas : Resume
Tgl Materi :
13 Juni 2017
Bupati Bogor, Nurhayanti meyampaikan apresiasinya
serta penghargaan yang tinggi terhadap MUI yang berupaya menjalankan perannya
dengan baik sebagai wadah untuk merangkul para ulama dan zu`ama serta
cendikiawan muslim, dengan rutin mengadakan program pendidikan kaderisasi ulama
hingga saat ini yang sudah ke XI .
Dalam kesempatan tersebut juga Nurhayanti memberikan
penghargaan kepada para ulama sebagai motivasi bagi pemerintah Kabupaten Bogor
untuk mewujudkan visi dan misi serta harapan demi tegaknya nilai agama yang
akan membentengi umat.
“Dengan bertebarannya para kader ulama diseluruh
Kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor, kita memiliki harapan untuk membangun
masyarakat yang shaleh dan untuk ketahanan moral umat akan semakin meningkat
dan terkendali”, ujar beliau.
Ijtima 2000 ulama tahun 2017, akan menjadi bahan
kebijakan yang strategis bagi pemerintahan Kabupaten Bogor, karena ualam dan
umaro harus menjadi kesatuan yang saling mendukung dan menguatkan dalam
membangun masyarakat yang sejahtera dengan berlandaskan nilai agama, kebaikan,
serta kemaslahatan hidup dunia dan akhirat.
Tgl penyerahan resume : 15 Juli 2017
Nama
:
Azza Muhammad Nisfi
Utusan
: MUI
Cibinong
Mata
Kuliah : Pembukaan
PKU XI 2017
Pembicara
: Dr. KH.
Ahmad Mukri Aji, MA. MH.
Jenis
Tugas : Resume
Tgl Materi :
13 Juni 2017
Allah berfirman dalam surat Ali Imran : 79 yang
artinya, “jadilah kamu sekalian para pengasuh (bagi umat) dengan apa yang
kalian ajarkan dari kitab dengan apa yang telah dipelajari”. Ayat ini merupakan
landasan MUI Bogor dalam membentuk Program Kaderisasi Ulama, guna membentuk
para ulama yang berwawasan dalam bidang keagamaan, keindonesiaan, dan
kebogoran.
Pada zaman ini, tak dapat dipungkiri dengan kemajuan
teknologi yang berkembang pesat dan berlandaskan itu semua untuk tema yang
diambil oleh kegiatan PKU XI adalah “Creating
Ulama With The Global Insight”. Bertujuan agar mereka menguasai pendalaman
ilmu agama dalam bentuk visual maupun digital serta uapaya dakwah didalamnya,
sehingga mereka mampu menghadapi permasalahan yang sedang terjadi dizaman era
digital ini.
Selain itu mereka pun dibekali pengetahuan kebangsaan
guna menumbuhkan nasionalisme dalam diri mereka, sehingga mampu menjaga warisan
pendahulu mereka serta mendedikasikan mereka untuk negara dan mensuport para
umaro dalam memberantas radikalisme.
Pembukaan PKU MUI Angkatan XI Oleh : Elan Jaelani Sidiq, S.Pd.I
Pembukaan PKU
MUI Angkatan XI
Oleh : Elan
Jaelani Sidiq, S.Pd.I
Pada sambutan
Pembukaan PKU MUI Angkatan XI : bapak DR. KH. A. Mukri Aji, MA, MH Ketua umum
MUI Kab. Bogor menyampaikan : Pendidikan
Kader Ulama Majelis Ulama Indonesia (PKU MUI) kab. Bogor angkatan ke XI
merupakan usaha untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) sebgai kader Ula
yang memiliki 3 (tiga) wawasan utama yaitu: wawasan ke-Islaman, wawasan ke-Indonesiaan, dan wawasan
ke-Bogoran. Harapannya dengan ke-3 wawasan utama ini terlahir kader-kader Ulama
yang memiliki wawasan Ke-Islaman yang luas dan mendalam menjunjung nilai-nilai
ke-Indonesiaan dan memahami kultur lokal ke-Bogoran yang menjadi tempat tinggal
terdekat.
Untuk Pendidikan Kader Ulama Majelis Ulama Indonesia (PKU
MUI) kab. Bogor angkatan ke XI ini mengusung tema berbasis Infomasi Teknologi
(IT) sehingga lulusannya mampu mngusai khazanah ke-Islaman yang berbasis
Al-Quran, Hadits, kitab-kitab Turats sebagai karya besar para Ulama dan
memiliki ilmu ke-kinian dengan mengusai ke-ilmuan berbasis Infomasi Teknologi
(IT). Dengan demikian, lulusan PKU ini menjadi ulama yang melayani masyarakat,
tahan terhadap ujian, dan berperan di masyarakat. Selain itu, sebagai tanggungjawab
PKU juga melakukan dakwah ke sekolah dank e kampus dengan nama kegiatan MUI
Goes To School dan MUI Goes To Campus kegiatan ini sebagai sarana pencegahan
Radikalisme dan terorisme di kalangan pelajar dan mahasiswa. Kegiatan lain yang
biasa dilaksanakan oleh MUI Kab. Bogor adalah Ijtima 2000 Ulama yang dihadiri
oleh perwakilan MUI tingkat Desa dengan mengirimkan perwakilan minimal 10 Ulama
dan pelatihan Da’i dan Khatib. Semua kegiatan ini di dukung oleh pemerintah
setempat dengan mendapatkan alokasi dana yang bersumber dari APBD kab. Bogor.
Dalam bidang hokum MUI juga berpandangan bahwa hukum positif yang diterapkan di
Indonesia selaras dengan teks hokum dari Al-Quran dan Al-Hadits. Dengan demikian, MUI memiliki tugas
untuk mengawal kehidupan beragama.
Selanjutnya Ibu Hj.
Nurhayanti, S.H, M.M, M.Si Bupati Kabupaten Bogor dalam sambutannya
menyampaikan bahwa pemerintah yang memiliki tugas sebagai umara dan MUI sebagai
Ulama harus bersatu padu dan bersinergi untuk melayani masyarakat yang berada
di Kabupaten Bogor yakni dengan menjaga dan melestarikan kondusifitas
masyarakat. Dengan demikian, untuk menjalin komitmen tersebut pemerintah Kabupaten Bogor melalui APBD mendukung terhadap program MUI
termasuk Pendidikan Kader Ulama (PKU) dengan demikian diharapkan setelah
mengikuti kegiatan Pendidikan Kader Ulama (PKU) ini para alumninya bias
memberikan kontribusi yang positif untuk masyarakat yang berada di Kabupaten
Bogor .
Selain dari pada
itu, dalam orasi ilmiahnya Bapak Drs. H. Lukman Hakim Saifudin Menteri Agama
Republik Indonesia dalam orasi ilmiahnya menyampaikan Pendidikan Kader Ulama
(PKU) harus terus berlanjut dari tahun ke tahun, sebab, tantangan Ulama hari
ini berbeda dengan Ulama dahulu, sebab masa kini merupakan masa digital
berbasis Informasi dang teknologi (IT) yang merupakan bukti kemajuan peradaban
manusi. Namun walaupun demikian, Essensi ajaran Islam akan senantia sesuai di
setiap tempat dan waktu. Nilai-nilai Islam bias diterapkan kapan dan dimana
saja sehingga dengan komitmen terhadap ajaran Islam akan tercipta masyarakat
yang damai, rukun, tenteram maka kita wajib menjaga suasana ini. Ulama dahulu
menekankan bahwa dimana kita berpijak, di sanalah kita menjaga tempat tersebut.
Menjaga wilayah tempat kita tinggal hukumnya wajib. Sebagaiman ungkapan Ulama :
Hubbul Wathan minal Iman yang artinya cinta tanah air bagian dari iman.
Ulama dahulu juga sepakat sebagai warga Negara wajib menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republk Indonesia (NKRI), kitapun harus menyadari bahwa keaneka
ragaman merupakan Sunnatullah dan anugerah dari Allah SWT., berkah
karena memiliki banyak pilihan. Oleh karena itu kita harus memiliki nilai yang
penuh kearifan dalam menghadapi keragaman tersebut, sebab kearifan merupan ciri
dari Ulama. Sebab, semakin banyak ilmu dan wawasan yang dimiliki maka akan
semakin bijak. Contohlah para Ulama yang begitu bijak menghadapi perbedaan
perdapat, Madzhab dan lain sebagainya.
Indonesia sebagai
Negara tempat kita tinggal sangat beraneka ragam dan disatukan dengan satu
pandangan yakni Pancasila. Pancasila digali di Nusantara, bumi pertiwi yang
agamis dan religius yang didalmnya mengandung nilai-nilai ke-Tuhanan, keadilan,
persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial. Pancasila selaras dengan
nilai-nilai agama sehingga tidak boleh dipertentangkan antara pancasila dan
agama. Indonesia bagaikan surge dunia sebab, Indonesia memiliki sumber daya
alam (SDA) yang melimpah baik lautan, daratan, hutan, pegunungan, flora, fauna
dan memiliki ormas keagamaan yang potensial seperti NU, Muhammadiyyah, MUI dll,
Ini semua merupakan anugerah dari Allah SWT. Menjaga keutuhan NKRI yakni dengan
menjaga, merawat, melanjutkan perjuangan para Ulama dan pahlawan bangsa, juga
menambah wawasan keilimuan untuk menjaga agama, dakwah, bangsa, dan Negara.
Pada kesempatan
yang sama bapak Prof. DR. KH. Rahmat Syafi’I, Lc, M.A ketua MUI provinsi Jawa
Barat memberikan orasi ilmiahnya bahwa Pendidikan Kader Ulama (PKU) merupakan
ikhtiar mencetak kader Ulama. Ulama memiliki peran yang sangat besar mulai dari
masa perjuangan kemerdekaan dengan terlibatnya Ulama bersatu dengan tokoh
nasionalis, bahkan dengan non muslim sebagai anggota Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pancasila bukan agama tetapi pancasila adalah
suatu usaha untuk menyatukan keragaman Indinesia. Ulama dan umat memiliki tugas
untuk menjaga NKRI agar tetap lestari. Seorang Muslim itu harus sesuia dengan
Muslim tersebut tetap berada. Kearifan lokal perlu dijaga, saling menghormati,
dan ikhlas. Wallahu ‘alam bi shawab.
Langganan:
Postingan (Atom)