Tanggal Penyerahan Resume : 30 September 2017
Nama : Elan Jaelani Sidiq, S.Pd.I
Utusan :
MUI Kec. Tajur Halang
Kelompok :
3 (Tiga)
Mata Kuliah :
Tasawuf
Dosen :
Drs. KH. Husnuddin
Jenis Tugas :
Resume

Tasawuf
(Kitab
al-Hikam)
Ridho dengan
Nafsu adalah pangkal kemaksiatan
أَصْلُ كلُّ مَعصِيَّةٍوَغَفلةٍ
وَشَهْوَةٍ الرِّضاَ عَنِ النفْسِ، واصْلُ كُلِّ طَاعةٍ وَيَقَظَةٍ وَعفَةٍ عَدَمُ
الرِّضاَ مِنْكَ عَنْهاَ
Artinya:
Pokok /sumber dari semua maksiat, kelalaian dan syahwat itu, karena ingin
memuaskan (ridho dengan)hawa nafsu. Sedangkan pokok/sumber segala ketaatan, kesadaran
dan moral [budi pekerti], ialah karena adanya pengendalian terhadap hawa nafsu."
ولاَنْ تصْحبَ جاهِلاً لاَيَرْضىَ عَن
نَفسِهِ خيرٌ لكَ مِن اَن تصْحَبَ عَالِماً يَرْضىَ عَنْ
نَفسِهِ فَاَيُّ عِلمٍ لعاَلِمٍ يَرْضىَ عن نفسهِ وَايُّ
جَهْلٍ لِجاَهِلٍ لا يَرضىَ عن نفسهِ
Artinya:
"Dan sekiranya engkau bersahabat dengan orang bodoh yang tidak menurutkan
hawa nafsunya, itu lebih baik dari pada bersahabat dengan orang berilmu [orang alim] yang
selalu menurutkan hawa nafsunya. Maka ilmu apakah yang dapat diberikan bagi seorang alim
yang selalu menurutkan
hawa nafsunya itu, sebaliknya kebodohan apakah yang dapat disebutkan bagi seorang yang sudah dapat
menahan hawa nafsunya."
Jangan
Mengadu Kepada Selain Allah
لاَ تـَرْفَعَنَّ اِلىَ غيرِهِ حاَجَةً
هُوَ مُورِدُهاَ عَليْكَ فكَيْفَ يَرْفَعُ غيرَهُ
ماكانَ هُوَ لهُ واضِعاً مَنْ لاَيَسْتَطِيعُ ان يَرْفَعَ حاَجةً عن
نَفْسِهِ فَكيْفَ يَسْتَطِيعُ اَنْ يَكونَ لهاَ عَن غيرِهِ راَفِعاً
Artinya:
“Jangan mengadu dan meminta sesuatu kebutuhan/hajat selain kepada Allah, sebab
Ia sendiri yang memberi dan menurunkan kebutuhan itu kepadamu. Maka bagaimanakah sesuatu selain
Allah akan dapat menyingkirkan
sesuatu yang diletakkan oleh Allah. Barangsiapa yang tidak dapat menyingkirkan bencana yang menimpa
dirinya sendiri, maka bagaimanakah
ia akan dapat menyingkirkan bencana yang ada pada orang lain."
Aneh & Ajaib
الْعَجَبُ كُلُّ العًَجَبِ مِمّاَ لاَ
انْفِكاَكَ لهُ عَنْهُ وَيَطلُبُ ما لاَ بَقاَءَ لهُ مَعَهُ
فاِنـّهَاَ لاَ تَعْمَى الاَبْصَارُ وَلٰكِنْ تَعمىَ الْقُلوْبُ الَّتىِ
فِى الصُّدُورِ
Artinya:
"Keanehan yang sangat mengherankan [ajaib] terhadap
orang yang lari dari Allah yang sangat dibutuhkan, dan tidak dapat
lepas dari padanya. dan berusaha mencari apa yang tidak akan kekal
padanya. Sesungguhnya bukan mata kepala yang buta, tetapi yang buta ialah mata
hati yang di dalam dada."
Husnudhon
Terhadap Allah
اِن لَمْ تُحْسِنْ ظَنـَّكَ بِهِ
لاَجْلِ حُسنِ وَصْفِهِ فَحَسِّنْ ظَنـَّكَ بهِ لِوُجوُدِ
مُعَامَلتِهِ مَعَكَ فَهَلْ عَوَّدَكَ الاَّ حَسَناً اَسدىَ اِليكَ الاَّ
مَنَناً
Artinya:
“Jika engkau tidak bisa berbaik sangka [husnud-dhon] terhadap Allah
Ta'ala karena sifat-sifat Allah yang baik itu, berbaik sangkalah kepada Allah karena karunia
pemberian-Nya kepadamu. Tidakkah selalu ia memberi nikmat dan karunia-Nya kepadamu?"
رُبَّمَا
كُنْتَ مُسِيـْءـاً فأراكَ الاِحْساَنَ مِنْكَ صُحْبَتَكَ كمن هُوَ اَسْوَءُ
حالاًمِنْكَ
Artinya:
"Terkadang engkau berbuat kekeliruan
[dosa], maka ditampakkan kepadamu sebagai kebaikan, oleh karena persahabatanmu
kepada orang yang jauh lebih rendah akhlaknya [Iman] dari padamu."
Kedudukan Amal,
Ahwal Dan Maqom Inzal
حُسْنُ
الاَعماَلِ نَتَاءِجُ حُسْنِ الاَحوالِ وَحُسنُ الاَحوَالِ منَ التـَّحَققِ
فىِ مقاَماَتِ الاِنْزالِ
Artinya:
“Baiknya amal perbuatan itu, sebagai hasil dari baiknya Ahwal, dan baiknya
Ahwal itu sebagai hasil dari kesungguhan istiqamah pada maqom inzaal( apa yang diperintah
oleh Allah."
Jangan
Meninggalkan Dzikir
لاَتتـْرُكِ الذِكْرَ لِعَدَمِ
حُضوُرِكَ مَعَ اللهِ فيهِ لاَنَّ غفلَتَكَ عن وُجُودِ ذِكرِهِ
أَشَدُّ من غَفلَتِكَ فى وُجوُدِ ذِكرِهِ فعَساَهُ أَنْ يَرْفَعَكَ من
ذِكرٍ مع وجودِغَفلَةٍ إلى ذِكرٍ معَ وُجودِ يَقظةٍ ، ومن ذكرٍ معَ وُجودِ
يَقظةٍ إلى ذِكرٍ معَ وُجودِ حُضوُرٍ، ومن ذكرٍ معَ وُجودِ حُضوُرٍ إلى ذِكرٍ
معَ وُجودِ غـَيْبَةٍ عمَّا سِوىَ المَذكـُورِ وَماَ ذٰلكَ على اللهِ
بِعَزِيزِ
Artinya:
“Jangan meninggalkan dzikir, karena engkau belum bisa selalu ingat kepada Allah
di waktu berdzikir, sebab kelalaianmu terhadap Allah ketika tidak berdzikir itu lebih
berbahaya dari pada kelalaianmu terhadap Allah ketika kamu berdzikir." Semoga Allah
menaikkan derajatmu dari
dzikir dengan kelalaian, kepada dzikir yang disertai ingat terhadap Allah, kemudian naik
pula dari dzikir dengan kesadaran ingat, kepada dzikir yang disertai rasa hadir, dan dari
dzikir yang disertai rasa
hadir kepada dzikir hingga lupa terhadap segala sesuatu selain Allah. Dan yang
demikian itu bagi Allah tidak berat (tidak sulit)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar