Tanggal Penyerahan Resume : 21 Oktober 2017
Nama : Elan Jaelani Sidiq, S.Pd.I
Utusan :
MUI Kec. Tajur Halang
Kelompok :
3 (Tiga)
Mata Kuliah :
Bidayatul Mujtahid
Dosen :
DR. (HC) KH. Makmur Jawawi
Jenis Tugas :
Resume

BAB SHALAT JUM’AT
الْبَابُ
الثَّالِثُ مِنَ الْجُمْلَةِ الثَّالِثَةِ في حكم الصلاة
الْفَصْلُ الْأَوَّلُ فِي وُجُوبِ الْجُمُعَةِ وَمَنْ تَجِبُ عَلَيْهِ
الْبَابُ الثَّالِثُ مِنَ الْجُمْلَةِ الثَّالِثَةِ.
وَالْكَلَامُ الْمُحِيطُ بِقَوَاعِدِ هَذَا الْبَابِ مُنْحَصِرٌ فِي أَرْبَعَةِ فُصُولٍ:
الْفَصْلُ الْأَوَّلُ: فِي وُجُوبِ الْجُمُعَةِ وَعَلَى مَنْ تَجِبُ.
الثَّانِي: فِي شُرُوطِ الْجُمُعَةِ.
الثَّالِثُ: فِي أَرْكَانِ الْجُمُعَةِ.
الرَّابِعُ: فِي أَحْكَامِ الْجُمُعَةِ.
الْفَصْلُ الْأَوَّلُ
فِي وُجُوبِ الْجُمُعَةِ وَمَنْ تَجِبُ عَلَيْهِ - أَمَّاوُجُوبُ صَلَاةِ الْجُمُعَةِ عَلَى الْأَعْيَانِ فَهُوَ الَّذِي عَلَيْهِ الْجُمْهُورُ لِكَوْنِهَا بَدَلًا مِنْ وَاجِبٍ وَهُوَ الظُّهْرُ، وَلِظَاهِرِ قَوْله تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ) الجمعة: 9(
الْفَصْلُ الْأَوَّلُ فِي وُجُوبِ الْجُمُعَةِ وَمَنْ تَجِبُ عَلَيْهِ
الْبَابُ الثَّالِثُ مِنَ الْجُمْلَةِ الثَّالِثَةِ.
وَالْكَلَامُ الْمُحِيطُ بِقَوَاعِدِ هَذَا الْبَابِ مُنْحَصِرٌ فِي أَرْبَعَةِ فُصُولٍ:
الْفَصْلُ الْأَوَّلُ: فِي وُجُوبِ الْجُمُعَةِ وَعَلَى مَنْ تَجِبُ.
الثَّانِي: فِي شُرُوطِ الْجُمُعَةِ.
الثَّالِثُ: فِي أَرْكَانِ الْجُمُعَةِ.
الرَّابِعُ: فِي أَحْكَامِ الْجُمُعَةِ.
الْفَصْلُ الْأَوَّلُ
فِي وُجُوبِ الْجُمُعَةِ وَمَنْ تَجِبُ عَلَيْهِ - أَمَّاوُجُوبُ صَلَاةِ الْجُمُعَةِ عَلَى الْأَعْيَانِ فَهُوَ الَّذِي عَلَيْهِ الْجُمْهُورُ لِكَوْنِهَا بَدَلًا مِنْ وَاجِبٍ وَهُوَ الظُّهْرُ، وَلِظَاهِرِ قَوْله تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ) الجمعة: 9(
وَالْأَمْرُ
عَلَى الْوُجُوبِ، وَلِقَوْلِهِ - عَلَيْهِ الصَّلَاةُ
وَالسَّلَامُ -: - «لَيَنْتَهِيَنَّ أَقْوَامٌ عَنْ وَدْعِهِمُ
الْجُمُعَاتِ أَوْ لَيَخْتِمَنَّ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ» وَذَهَبَ قَوْمٌ إِلَى
أَنَّهَا مِنْ فُرُوضِ الْكِفَايَة.
وَعَنْ
مَالِكٍ رِوَايَةٌ شَاذَّةٌ أَنَّهَا سُنَّةٌ
وَالسَّبَبُ
فِي هَذَا الِاخْتِلَافِ: تَشْبِيهُهَا بِصَلَاةِ الْعِيدِ لِقَوْلِهِ
- عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ -: - «إِنَّ هَذَا يَوْمٌ جَعَلَهُ
اللَّهُ عِيدًا» وَأَمَّا عَلَى مَنْ تَجِبُ فَعَلَى مَنْ وُجِدَتْ
فِيهِ شُرُوطُ وُجُوبِ الصَّلَاةِ الْمُتَقَدِّمَةُ وَوُجِدَ فِيهَا
زَائِدًا عَلَيْهَا أَرْبَعَةُ شُرُوطٍ اثْنَانِ بِاتِّفَاقٍ وَاثْنَانِ
مُخْتَلَفٌ فِيهِمَا.
أَمَّا
الْمُتَّفَقُ عَلَيْهِمَا، فَالذُّكُورَةُ، وَالصِّحَّةُ، فَلَا تَجِبُ
عَلَى امْرَأَةٍ، وَلَا عَلَى مَرِيضٍ بِاتِّفَاقٍ، وَلَكِنْ إِنْ حَضَرُوا
كَانُوا مِنْ أَهْلِ الْجُمُعَةِ، وَأَمَّا الْمُخْتَلَفُ فِيهِمَا:
الْمُسَافِرُ وَالْعَبْدُ، فَالْجُمْهُورُ عَلَى أَنَّهُ لَا تَجِبُ
عَلَيْهِمَا الْجُمُعَةُ، وَدَاوُدُ وَأَصْحَابُهُ عَلَى أَنَّهُ تَجِبُ
عَلَيْهِمَا الْجُمُعَةُ.
وَسَبَبُ
اخْتِلَافِهِمِ اخْتِلَافُهُمْ فِي صِحَّةِ الْأَثَرِ الْوَارِدِ فِي
ذَلِكَ، وَهُوَ قَوْلُهُ - عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ -: - «الْجُمُعَةُ حَقٌّ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ
مُسْلِمٍ فِي جَمَاعَةٍ إِلَّا أَرْبَعَةً: عَبْدٌ مَمْلُوكٌ. أَوِ
امْرَأَةٌ. أَوْ صَبِيٌّ أَوْ مَرِيضٌ " وَفِي أُخْرَى " إِلَّا خَمْسَةٌ
" وَفِيهِ " أَوْ مُسَافِرٌ» وَالْحَدِيثُ لَمْ يَصِحَّ عِنْدَ
أَكْثَرِ الْعُلَمَاءِ.
[الْفَصْلُ الثَّانِي فِي شُرُوطِ الْجُمُعَةِ]
وَأَمَّا
شُرُوطُ الْجُمُعَةِ: فَاتَّفَقُوا عَلَى أَنَّهَا شُرُوطُ الصَّلَاةِ
الْمَفْرُوضَةِ بِعَيْنِهَا (أَعْنِي الثَّمَانِيَةَ الْمُتَقَدِّمَةَ) مَا عَدَا
الْوَقْتَ وَالْأَذَانَ، فَإِنَّهُمُ اخْتَلَفُوا فِيهِمَا، وَكَذَلِكَ
اخْتَلَفُوا فِي شُرُوطِهَا الْمُخْتَصَّةِ بِهَا. أَمَّا الْوَقْتُ فَإِنَّ
الْجُمْهُورَ عَلَى أَنَّ وَقْتَهَا وَقْتُ الظُّهْرِ بِعَيْنِهِ (أَعْنِي وَقْتَ
الزَّوَالِ، وَأَنَّهَا لَا تَجُوزُ قَبْلَ الزَّوَالِ) وَذَهَبَ قَوْمٌ إِلَى
أَنَّهُ يَجُوزُ أَنْ تُصَلَّى قَبْلَ الزَّوَالِ وَهُوَ قَوْلُ أَحْمَدَ بْنِ
حَنْبَلٍ.
وَالسَّبَبُ
فِي هَذَا الِاخْتِلَاف الِاخْتِلَافُ فِي مَفْهُومِ الْآثَارِ الْوَارِدَةِ فِي
تَعْجِيلِ الْجُمُعَةِ مِثْلَ مَا خَرَّجَهُ الْبُخَارِيُّ عَنْ سَهْلِ بْنِ
سَعْدٍ أَنَّهُ قَالَ: «مَا كُنَّا نَتَغَدَّى عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ -
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - وَلَا نُقِيلُ إِلَّا بَعْدَ الْجُمُعَةِ» .
TERJEMAH
(mohon sarannya untuk perbaikan dalam menerjemahkannya)
(mohon sarannya untuk perbaikan dalam menerjemahkannya)
Bab ketiga dari pembahasan ketiga yaitu hukum sholat
Bab pertama tentang kewajiban shalat Jum’at dan orang-orang yang wajib melaksanakannya.
Bab kedua dari tiga pembahasan.
Pembahasan seputar tatacara bab ini diringkas
menjadi empat bagian, yaitu:
Bagian kesatu: Kewajiban shalat Jum’at atas orang-orang yang berkewajiban melaksanakannya.
Kedua: Syarat shalat Jum’at.
Ketiga: Rukun shalat Jum’at.
Keempat: Hukum shalat Jum’at.
Pembahasan bagian kesatu:
Shalat Jum’at dan siapa
pun yang berkewajiban melakukannya. Adapun kewajiban sholat Jum’at disepakati oleh mayoritas ulama, sebagai
pengganti dari shalat Dzuhur. Hal ini terlihat dalam firman Allah SWT:
“Wahai orang-orang yang
beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jum‘at, maka
segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu
lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”. (QS. Al-Jumu’ah ayat 9)
Perintah disini
menunjukkan atas wajibnya shalat Jum’at. Sebagaimana Sabda Nabi Saw: "untuk mengundang mereka dan menyeru untuk
melaksanakan shalat Jum’at, ataukah Allah telah mengunci hati-hati mereka”. Dan sebagian kaum pergi
sebagai tanda dari hukum fardhu
kifayah.
Dari Imam Malik meriwayatkan
(riwayat yang syad) sesungguhnya shlat Jum’at itu sunnah.
Alasan perbedaan ini adalah bahwa hal itu adalah: perumpamaannya dengan shalat ‘ied,
sebagaiman sabda Nabi Saw. “Sesungguhnya ini adalah hari dimana Allah telah menjadikannya hari raya”. Adapun atas seseorang yang wajib
melaksanakan shalat jum’at. Seseorang yang telah diwajibkan karena telah
memenuhi syarat-syarat shalat Jum’at. Adapun orang-orang yang wajib
melaksanakan shalat Jum’at terdapat 4 (empat) syarat, yang 2 (dua)
disepakati oleh para Ulama sedangkan yang 2 (dua) lagi terdapat penbedaan
pendapat.
Adapun yang disepakati
oleh para ulama yaitu: laki-laki, dan sehat. Maka tidak wajib shalat Jum’at
untuk prempuan, dan orang yang sakit (sakit berat). Untuk mereka wajib
menghadiri (melaksanakan shalat Jum’at). Adapun 2 (dua) hal lain yang terdapat
perbedaan dikalangan Ulama adalah: musafir (orang yang dalam perjalanan) dan
hamba sahaya. Maka jumhur Ulama sepakat bagi dua golongan ini tidak diwajibkan
untuk shalat Jum’at, sedangkan abu Daud Adh-Dhahiri dan sahbatnya sepakat bagi
dua golongan ini tetap wajib shalat Jum’at.
Sebab perbedaan
pendapat tersebut, perbedaan Ulama dalam mentafsirkan sehat yang terdapat dalm
sebuah atsar. Nabi Saw bersabda: Shalat Jum’at adalah hak dan kewajiban atas setiap Muslim kecuali empat golongan: Abdul Mamluk (hamba sahaya), prempuan, anak
kecil, dan orang sakit "dan dalam hadits
yang lain disebutkan: atau seorang musafir
(orang yang
sedang dalam perjalanan) akan tetapi Hadits ini tidak syah menurut mayoritas
Ulama.
Bab ke-2 pembahsan syarat-syarat shalat Jum’at
Adapun syarat-syarat
shalat Jum’at: Ulama sepakat bahwa syarat shalat jum’at adalah suatu fardhu
yang ditentukan. (yaitu, delapan hal yang terdahulu). kecuali untuk waktu dan adzan. Maka terdapat
perbedaan Ulama di dalam menentukan syarat-syarat shalat Jum’at. Adapun waktu shalat Jum’at, Ulama sepakat shalat Jum’at dilaksanakan pada waktu shalat Dzuhur yaitu
(pada waktu tergelincirnya matahari, sedangkan waktu sebelum tergelincirnya
matahari tidak diperbolehkan untuk shalat) dan sebagian kaum berpendapat boleh
melaksanakan shalat sebelum matahai tergelincir, pendapat ini menurut Iman
Ahmad bin Hanbal.
Perbedaan ini
disebabkan adanya perbedaan dalam memahami atsar yang dijadikan dalil
shalat Jum’at, seperti Hadits yang dikeluarkan (diriwayatkan) Imam Bukhari dari
Hahl bin Sa’ad, berkata: Apa yang biasa kita makan bersama Rasulullah Saw dan
tidak dihilangkan kecuali sampai setelah shalat Jum’at.
Wallahu’alam
bi shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar